Rabu, 29 Oktober 2008

SINDIRAN UNTUK MAHASISWA


MAHASISWA…izinkan Aku Membencimu

(Sindiran untuk mereka yang mengaku “Aktivis”)

Mungkin jika saat ini kamu bertanya padaku, siapa yang paling aku benci…??? Pasti akan ku jawab : MAHASISWA. Bisa jadi banyak yang tersinggung, terutama komunitas penghuni perguruan tinggi bergelar MAHASISWA. Walaupun kamu tersinggung aku sarankan untuk menelusuri rangkaian kata ini sampai pada tanda titik (.) terakhir. Sehingga tak terjadi kesalahpahaman antara dikau dan aku.

Ya…aku paling membenci MAHASISWA. Banyak sekali kelakuan mereka yang membuatku jengkel. Sebut saja ulah heroik mereka di depan gedung DPR RI yang konon kabarnya untuk menolak kenaikan BBM. Walaupun sudah dihalau dengan water canon namun ternyata semangat mereka tak surut.bahkan sampai pagar gedung rakyat itu pun dirubuhkan. Meurut mereka semua itu dilakukan untuk membela kepentingan rakyat. Aku pun sempat bertanya apakah aksi mereka benar-benar ikhlas memperjuangkan kepentingan rakyat??? Atau????

Rasa penasaranku terjawab ketika media masa memberitakan bahwa aksi mereka ditungganggi oleh pihak tertentu. Disinilah awal kebencianku terhadap komunitas MAHASISWA. Ternyata pergerakan mereka tak lagi murni, mereka rela ditungganggi oleh kepentingan elit politik. Banyak diantara mereka yang rela menjual idealismenya demi seonggok uang. Sesuatu yang sangat memalukan.

Kemarahanku kepada komunitas bergelar MAHASISWA semakin membuncah ketika aku berjalan ditengah gang yang mirip gang rumah sakit, disalah satu kampus negeri di Makassar. Awalnya aku berharap menemukan suasana akademik yang dipenuhi oleh MAHASISWA yang tekun belajar dan ditemani buku-buku tebal ataupun suasana intelektual yang diwarnai dengan forum-forum diskusi, namun tampaknya semua harapanku harus ku kubur dalam-dalam, karena yang aku temui adalah suasana mirip TEMPAT PERJUDIAN. Karena disana kujumpai segerombolan MAHASISWA dan empat orang diantaranya memegang kartu kecil berbintik merah. Ya…MAHASISWA yang sedang asyik bermain kartu domino disaat jam kuliah masih berlangsung. Ironis memang, bukannya buku atau tumpukan laporan praktikum yang menemaninya, namun setumpuk kartu domino. Dimana kewibawaan MAHASISWA sebagai agent of change dan social control yang selama ini selalu menjadi gelar kebanggaan??? Bahkan dieluk-elukkan dan menjadi bahan doktrin kepada mahasiswa baru tiap tahunnya. Omong kosong besar jika berharap perubahan dapat berasal dari mereka. Yang ada dalam benak mereka adalah bagaimana memenangkan pertarungan domino dan mendapatkan segelas kopi susu gratis, sebagi imbalan kemenagan. Suatu harapan kerdil yang tak layak dimiliki oleh seorang MAHASISWA.

Apakah kekecewaanku kepada MAHASISWA hanya sampai disitu??? Ternyata tidak, kebencian itu bertambah ketika aku tahu banyak diantra mereka yang begitu jauh dari nilai-nilai religious. Coba saja untuk mereka yang menyandang gelar sebagai MAHASISWA muslim, ketika azan subuh berkumandang mereka masih nyeyak tertidur dibawah hangatnya tutupan selimut. Idealnya seorang MAHASISWA MUSLIM , ketika azan subuh terdengar, berbgegas untuk membasuh wajah merasakan kenikmatan aliran air wudhu, kemudian bersegera sujud tunduk dihadapan Ilahi. Aku pun yakin untuk MAHASISWA non Muslim, mereka pun sangat jarang menginjak gereja.

MAHASISWA…aku kecewa dengan kelakuanmu seperti itu. Wajar saja jika pergerakan dan organisasi kalian selalu mendapat kegagalan dan kegagalan. Bahkan gerak kalian, bukannya menyelesaikan masalah, justru malah menimbulkan masalah baru, dikarenakan begitu jauhnya dirimu dengan sang Pencipta satu-satunya pembuat keputusan…segeralah bertobat sebelum laknat Tuhan datang kepadamu dan agar kepercayaanku padamu kembali lagi…

************

Namun akhirnya aku sadar, ternyata tak semua MAHASISWA memiliki “wajah buruk” seperti yang kulukiskan diatas. Masih ada diantara mereka yang mampu berjuang dengan ikhlas. Dan di sisi lain mereka mampu meninggalkan pekerjaan sia-sia dan mengerjakan aktivitas yang lebih produktif. Dan yang lebih penting lagi, masih ada diantara mereka yang sadar akan kelemahannya sebagai seorang manusia, hamba Tuhan yang dituntut taat kepada aturan-aturan-Nya, sehingga mendekat kepada sang pemberi kekuatan yang Maha Kuat (Allah swt) adalah suatu perkara yang harus segera direalisasikan.

Kepada KOMUNITAS MAHASISWA seperti inilah aku gantungkan harapan perubahan menuju kehidupan yang lebih baik dan membawa GEOLOGI pada puncak kejayaannya…karena hanya mereka yang mampu melakukannya!!!!!!!

1 komentar:

Revolter mengatakan...

benar. setuju banget akhii... kalo saya (akh Rul) gimana termasuk ciri mahasiswa seperti itu ga?
Inssyallah ya Akh..hehee 10x.