Rabu, 29 Oktober 2008

JANGAN RAMPOK KEKAYAAN NEGERI INI


Jangan Rampok Kekayaan Tambang Negeri ini

(Teguran untuk calon geologist dan mining enginer)

Indonesia adalah negeri zamrud khatulistiwa yang begitu kaya dengan kekayaan alam. Namun apakah kekayaan yang dimiliki negeri berpenduduk sekitar 200 juta ini sudah sepenuhnya dinikmati sendiri oleh rakyatnya. Ternyata belum. Entah mengapa negeri yang begitu kaya ini dengan pasrah tanpa daya memberikan sumber kekayaan alamnya kepada bangsa asing

Aneh tapi nyata negeri yang dikarunia kekayaan alam yang melimpah ruah, namun disisi lain banyak rakyatnya yang mati kelaparan.

Sebut saja daerah Kalimantan Timur. Daerah ini bahkan bisa disebut provinsi terkayadi Indonesia. Produksi batubaranya sekitar 52 juta meter kubik pertahun. Produksi emasnya pernah mencapai 16,8 ton setahun serta perak lebih dari 14 ton pertahun. Selain itu gas alam yang dihasilkan tahun lalu mencapai 1.650 miliar meter kubik dan produksi minyak bumi 79,7 juta barel. Cadangan sumber daya alam di daerah ini masih sangat melimpah. Minyak bumi misalnya masih ada 1,3 miliar barel, gas alam masih tersedia 51,3 triliun meter kubik.

Logikanya, daerah yang memiliki kekayaan melimpah seperti ini seharusnya rakyatnya makmur sentosa. Namun ternyata rakyatnya jauh dari sejahtera. Dari sekitar 2,5 juta penduduk kaltim, 313.040 orang atau sekitar 12,4% tergolong penduduk miskin. Kemiskinan itu merata hamper diseluruh kota dan kabupaten. Bukan Cuma itu, fasilitas kesehatan dan pendidikan juga sangat terbatas. Untuk fasilitas kesehatan dan pendidikan juga masih sangat terbatas. Untuk fasilitas kesehatan 2,5 juta warga kaltim umpamanya hanya tersedia 159 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dan 24 rumah sakit dengan kapasitas hanya 2.308 tempat tidur. Jumlah dokter hanya 27 orang per 100.000 penduduk. Jumlah yang sangat sedikit.

Hal ini disebabkan kelakuan pemerintah yang rela membagi hasil dengan perusahan asing dengan pembagian hasil yang sangat tidak adil. Dibeberapa perusahan tambang, keuntungan perusahan asing jauh lebih besar daripada keuntungan yang diperoleh Indonesia sendiri. Maka wajar jika masyarakat masih terpuruk dalam kawah kemiskinan, walupun daerah tempat tinggalny adalah daerah yang kaya raya. Misalnya Freeport, perusahan asing yang mengeruk emas papua, mendapatkan keuntungan 81,28% dan indocopper investama sebesar 9,4%. Sungguh sangat tidak adil jika dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh oleh Indonesia sang pemilik resmi tanah Papua. Jatah yang diperoleh Indonesia hanyalah 9,4% saja.

Namun sebagian dari kita, khususnya calon geologist dan enginer mining, jarang yang sadar dengan fenomena ini. Mereka sudah terlarut dengan kesenangan mempelajari berbagai penemuan teknologi mutakhir, sehingga seolah-olah lupa bahwa negerinya sedang dirampok.

Kebanyakan para geologist dan enginer mining merasa sudah cukup senang ketika bekerja diperusahan tambang dengan gaji puluhan tahun, tanpa pernah memikirkan nasib orang-orang yang tinggal disekitar perusahan tambang, yang tiap harinya harus bergelut dengan kesengsaraan hidup dan ancaman kontaminasi racun-racun berbahaya yang terakumulasi bersama tailing (limbah tambang). Jangankan untuk memikirkan gaji puluhan juta perbulan, untuk makan 3 kali sehari saja masih terasa sulit untuk mereka.

Para calon Geologist dan enginer mining saat ini, hanya sibuk berkutat dengan lusuhnya lapiran praktikum dan melupakan nasib jutaan orang yang tak bisa membuat kenyang perutnya. Yang mereka pikirkan hanyalah bagaimana menyelesaikan studi, memperoleh pekerjaan yang layak diperusahaan pertambangan asing dengan gaji puluhan juta rupiah, dan hidup enak bersama anak-istri.

Inilah sosok geologist dan mining enginer yang sejatinya adalah budak-budak terdidik. Hanya dengan puluhan juta mereka rela melupakan nasib saudaranya yang lain…

Wahai para calon geologist dan mining enginer sadarlah kalian…bangkitlah untuk melakukan perubahan. Ingat suatu hari nanti engkau akan diadili oleh hakim yang maha adil, akan semua ketidakpedulianmu. Ingat hakim itu adalah Allah swt, hakim yang tak mungkin salah memutuskan suatu perkara…hakim yang akan menjatuhkan hukuman dan siksa kepada para geologist dan mining enginer, yang menjadikan materi/uang sebagai orientasi hidup…

Hati-hati dan bersiaplah, karena hari pembalasan itu pasti kan datang….

Tidak ada komentar: